Penjelasan Tentang Sholat Yang Khusyuk

Posted On // Leave a Comment




PENGERTIAN khusyu’ yang berkembang di masyarakat ada dua:

Pertama, hati dan pikirannya terkonsentrasi penuh pada salat sehingga tidak bercabang pada urusan-urusan lain.

Misalnya, ketik salat teringat uang yang terletak di atas meja, sehingga takut uangnya hilang diambil orang. Orang yang tengah salat tetapi pikirannya teringat akan hal semacam ini dianggap tidak khusyu’.

Kedua, bersikap tenang sehingga dapat mengerjakan salat dengan pelan dan berkonsentrasi penuh pada setiap gerak-gerik salat dan bacaannya, sehingga tidak teringat apa pun di luar urusan salat. Karena itu orang yang salat tetapi kemudian berjalan memasuki shaf di depannya dianggap tidak khusyu’.

Benarkah anggapan-anggapan demikian?

Untuk menjawabnya, mari kita ikuti beberapa sabda Rasulullah SAW berikut ini:

1. Beliau berdehem-dehem ketika mendengar langkah Ali mau masuk rumah saat beliau sedang salat. Hadist dari Ali yang berkata: “Saya mempunyai dua waktu untuk masuk ke rumah Rasulullah SAW. Bila saya datang kepada beliau saat beliau sedang salat, maka beliau berdehem-dehem kepadaku.” (HR Nasa’i dan Ibnu Majah).

2. Rasulullah SAW salat sambil menggendong cucunya. Hadist dari Abu Qatadah, dia berkata: “Rasulullah SAW sering salat sambil menggendong Umamah, puteri Zainab. Bila beliau sujud, beliau letakkan anak itu, dan bila hendak bangkit berdiri, beliau gendong anak itu.” (HR Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat Muslim disebutkan: “Ketika beliau mengimami orang salat di masjid.”

3. Adanya perintah dari Rasulullah SAW untuk membunuh hewan yang berbahaya walau sedang salat. Hadist dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Bunuhlah dua golongan hewan hitam pada waktu salat, yaitu ular dan kalajengking.” (HR empat ahli hadist dan disahkan Ibnu Hibban).

Kesimpulannya, khusyu’ salat adalah menunaikan salat dengan sikap taat dan tunduk kepada perintah-Nya, takut salatnya tidak diterima, mengharapkan ampunan-Nya, dan selalu merasa diawasi-Nya, sehingga timbul semangat untuk salat dengan sempurna supaya menjadi dekat kepada-Nya.



Secara sederhana, khusyu’ salat dibagi ke dalam tiga bagian sebagai berikut:

- Secara lahiriah, yaitu melakukan grak-gerik salat dan ucapan-ucapannya sesuai dengan tuntunan dan ajaran Rasulullah SAW.

- Secara batiniah, yakni mengerjakan salat dengan hati penuh rasa harap, cemas, takut, diawasi dan mengagungkan Allah SWT.

- Tempat dan suasana mendukung terciptanya pelaksanaan lahir batin dalam melakukan salat.



Bagaimana kiat mencapai khusyu’? Berikut penjelasannya:

a. Bila lapar dan makanan telah terhidang, makanlah terlebih dahulu.

Hadist dari Anas, sesungguhnya Rasulullah SAW tela bersabda: “Bilamana makan malam telah disediakan, maka mulailah dengannya sebelum kamu salat magrib.” (HR Bukhari dan Muslim).


b. Tidak menahan kencing, kentut dan buang air besar ketika salat.

Hadist dari Aisyah, dia berkata, saya mendengar Rasulullh SAW bersabda: “Tidak khusyu’ salat ketika makanan terhidang; dan tidak khusyu’ salat ketika terganggu oleh dua yang kotor.” (HR Muslim).


c. Tidak mengantuk.

Hadist dari Aisyah, dia berkata, Rasululah SAW bersabda: “Bila seseorang di antara kamu me ngantuk ketika akan mengerjakan salat, hendakah ia tidur lebih dulu sampai hilang rasa kantuk nya. Karena jika seseorag di antara kamu salat dalam keadaan mengantuk, tentu ia tidak akan menyadari barangkali saat itu ia ingin memohon ampun kepada Allah, tetapi ternyata mengucapkan celaan dan makian kepada dirinya.” (HR Malik, Abu Daud dan Tirmudzi).


d. Berpakaian baik dan bersih. Pakaian yang baik adalah pakaian yang utuh walaupun bertambal. Dalil pakaian yang baik ketika salat (QS 7:31), dalil pakaian yang bersih ketika salat (QS 74:1-4).


e. Hawa tidak panas.

Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Bila hawa sangat panas, maka tunggulah sampai hawa dingin untuk salat, karena hawa sangat panas adalah bagian dari hembusan jahannam.” (HR Bukhari dan Muslim).


f. Melakukan salat di awal waktu.

Disebutkan dari ‘Iyadh, sesungguhnya ia mendengar Nabi SAW bersabda: “Jagalah selalu olehmu untuk mngingat Tuhanu, dan kerjkanlah salat-salat kamu pada awal waktumu, karena Allah akan menggandakan pahala untuk kamu.” (HR THabrani).


g. Pergi ke masjid dengan tenang dan berdoa.

Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila kamu sekalian mendengar iqamah, maka pergilah salat dan hendaklah kamu tenang dan tentram, jangan kamu tergesa-gesa. Jika kamu dapati (imam telah salat), maka salatlah (mengikutinya); sedang jika kamu tertinggal, maka sempurnakanlah (rakaat yang tertinggal).” (HR Bukhari dan Muslim).


h. Tempat salat bersih dari kotoran.

Sabda Rasulullah SAW: “Sungguh masjid-masjid ini tidak patut terkena sedikit pun oleh kencing dan kotoran, karena masjid-masjid ini untuk berdzikir mengingat Allah SWT dan membaca Alquranulkarim.” (HR Muslim).


i. Tempat salat bersih dari gambar.

- Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya ketika kamu salat, Allah, Tuhan Maha Perkasa lagi Maha Mulia, berada di hadapan kamu. Karena itu, janganlah kamu menghadap sedikit pun kea rah yang mengganggu di hadapan kamu.” (HR Khuzaimah).

- Dari Anas, dia berkata, Aisyah mempunyai sebuah tirai untuk menutup sebagian dari rumahnya. Lalu Nabi SW bersabda kepadanya: “Jauhkanlah tiraimu ini dari kita. Sesungguhnya gambar-gambarnya selalu mengganggu salatku.” (HR Bukhari).


j. Tidak bising.

Dari Wa’ilah bin Asqa’, sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Jauhkanlah masjid-masjid kamu dari anak-anakmu yang kecil, orang-orangmu yang gila, kegiatan jual beli kamu, pertengkaran-pertengkaran kamu, suara-suara kamu yang keras, pelaksanaan hukum-hukum pidana kamu, dan sarung-sarung pedang kamu. Akan tetapi hendaklah kamu buat tempat di pintu-pintunya dan kumpulkanla di satu tempat.” (HR Ibnu Majah).


k. Tidak disibukkan urusan dunuawi.

Dari Abdullah bin Mas’ud berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Akan muncul pada akhir zaman suatu kaum yang pembcaraan-pembicaraan mereka di masjid-masjid sama sekali tidak dikehendaki Allah SWT.” (HR Ibnu Hibban).


l. Tidak tergesa-gesa melakukan bacaan dan gerakan salat.

- Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Nabu SAW pernah masuk masjid, lalu ada seorang laki-laki masuk, kemudian salat, kemudian datang kepada Nabi SAW dan memberi salam. Lalu beliau pun bersabda: “Kembalilah, salat lagi, karena sesungguhnya kamu belum salat. Maka kembalilah ia, kemudian salat seperti salatnya tadi, kemudian ia datang dan memberi salam kepada Nabi SAW. Lalu (…. perintah ini sampai tiga kali diperintahkan Rasulullah SAW kepada laki-laki tersebut). Kemudian laki-laki itu berkata: “Demi Dzat yng mengutusmu dengan benar, sungguh aku tidak dapat berbuat yang lebih baik lagi selain itu. Oleh karena itu, ajarilah aku!” Maka beliau bersabda: “Apabila kamu berdiri salat, maka takbirlah, lau bacalah ayat yang mudah bagimu, kemudian rukuklah sehinga tuma’ninah dalam keadaan rukuk, lalu bangkitlah sehingga I’tidal (tegak) dalam keadaan berdiri, kemudian sujudlah sehingga tuma’ninah dalam keadaan sujud, kemudian bangkitlah sehingga tma’ninah dalam keadaan duduk, lalu sujudlah sehingga tuma’ninah dalam keadaan sujud, kemudian berbuatlah yang demikian itu dalam semua salatmu.” (HR Bukhari dan Muslim).

- Dari Abdullah bin Abi Mulaikah darinya (Aisyah), sesungguhnya ia (Aisyah) ditanya tentang bacaan Rasulullah SAW (dalam salat). Jawabnya: “Adalah beliau biasa membaca ayat-ayatnya sepenggal-sepenggal: Bismillahir Rahmaanir Rahim (berhenti), alhamdulillahi robbil ‘aalamiiin (berhenti) … dst “ (HR Daruquthni).


m. Menyadari bacaan yang diucapkan (QS 4:43).


n. Rukuk dan sujud dengan tenang.

- Rasulullah SAW bersabda: “Sejahat-jahat pencuri ialah orang yang mencuri dalam salatnya.” Bertanyalah para sahabat, “Bagaimana ia mencuri dalam salatnya? Beliau SAW bersabda: “Ia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya.” Atau sabdanya: “Ia tiada menegakkan tulang belakangnya ketika rukuk dan sujud.” (HR Ahmad dan Thabrani).

- Rasulullah SAW bersabda: “Aku telah disuruh oleh kekasihku (melakukan) tiga perkara dan dilarang (melakukan) tiga perkara, yaitu mematuk-matuk (dalam rukuk dan sujud) seperti patukan ayam, duduk seperti duduk anjing dan berpaling ke kanan-kiri seperti musang.” (HR Ahmad).


o. Tidak menoleh ke kanan dan kiri.

Dari Aisyah, ia berkata, saya bertanya kepada Rasulullh SAW tentang menoleh ke kanan dan ke kiri ketika salat. Sabdanya: “Hal seperti itu adalah copetan yng dilakukn oleh setan tehadap salat seseorang.” (HR Bukhari).


p. Melihat ke tempat sujud.

“Adalah Rasulullah SW ketika salat menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tanah (tempat sujud).” (HR Baihaqi, Hakim dan Ibnu Asakir).


q. Tidak mengusap pasir di tempat sujud.

Dari Ab Dzar berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Jika seseorang kamu mengerjakan salat, janganlah ia menyisihkan pasir (di tempat sujud), karena sesungguhnya rahmat tengah menghadapinya.” (HR lima ahli hadist).


r. Tidak menguap.

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Nabu SAW bersabda: “Menguap itu perbuatan setan. Jika seseorang di antara kamu menguap, hendaklah ia tutup semampunya (dengan tapak tangannya).” (HR Muslim dan Tirmidzi).


s. Tidak meludah kecuali terpaksa.

Dari Anas ra, berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Bila seseorang di antara kamu sedang salat, maka sesungguhnya ia tengah berdialog dengan Tuhannya. Karena itu, janganlah sekali-kali meludah ke depannya atau ke kanannya, tetapi ia boleh meludah ke kirinya di bawah kakinya.” (HR Bukhari dan Muslim).


t. Meluruskan dan merapatkan shaf dalam salat berjamaah.

Dari Anas, sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Luruskanlah barisan-barisan kamu dan hendaklah kamu saling merapat dan sejajarkanlah bahu-bahu kamu.” (HR Daud dan Nasa’i).














Sumber :
- http://palembang.tribunnews.com/2015/12/08/kiat-mencapai-khusyuk-dalam-salat?page=1

0 comments:

Post a Comment